Ketegangan dan kekhawatiran meningkat di Swiss menjelang tenggat waktu beberapa hari lagi untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.
Tanpa adanya perjanjian, Swiss menghadapi tarif impor sebesar 39% atas barang-barangnya yang masuk ke AS, setelah negara tersebut dikenai salah satu tarif baru tertinggi dalam kebijakan perdagangan terbaru Presiden AS Donald Trump pekan lalu. Kenaikan tarif ini mengejutkan banyak pihak, karena sebelumnya beredar laporan luas bahwa kesepakatan dagang hampir tercapai dan hanya menunggu tanda tangan Trump.
Pada akhir pekan, muncul laporan bahwa tarif tinggi tersebut merupakan buntut dari percakapan telepon yang tidak berjalan baik antara Presiden Swiss Karin Keller-Sutter dan Presiden Trump pada hari Kamis sesuatu yang dibantah oleh pejabat Swiss, menurut laporan Reuters. Saat dimintai komentar oleh CNBC, juru bicara pemerintah Swiss merujuk pada unggahan media sosial Keller-Sutter setelah panggilan tersebut, yang menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan yang dicapai selama percakapan.
Guy Parmelin, anggota Dewan Federal Swiss sekaligus Kepala Departemen Urusan Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian, mengatakan kepada media lokal bahwa pemerintah terbuka untuk menyesuaikan proposalnya kepada AS tetapi menyelesaikannya sebelum tenggat 7 Agustus kemungkinan akan sulit, menurut Reuters.
Para pemimpin Swiss dijadwalkan mengadakan pertemuan pada hari Senin untuk membahas perkembangan terbaru.
Di tempat lain, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer meredam harapan akan gelombang kesepakatan dagang dalam waktu dekat. Ia mengatakan kepada CBS News bahwa ia tidak mengharapkan tarif terbaru akan dinegosiasikan ulang dalam beberapa hari ke depan, dan menyatakan bahwa "tarif ini pada dasarnya sudah tetap." (azf)
Sumber: CNBC
Pemerintah AS menutup sebagian besar operasinya pada 1 Oktober setelah Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan untuk memperpanjang pendanaan setelah akhir tahun fiskal federal pada 30 ...
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia berharap dapat mencapai "kesepakatan perdagangan yang adil" dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan meremehkan kekhawatiran akan konflik te...
Penutupan pemerintah federal AS selama 20 hari kemungkinan akan berakhir minggu ini, kata penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett pada hari Senin. "Saya pikir penutupan Schumer kemungkinan akan ...
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia sedang berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sehari sebelum bertemu dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskiy. "Percakapan ini masih berlangsung, pan...
Ukraina memberlakukan pemadaman listrik darurat di semua wilayah kecuali dua wilayah menyusul serangkaian serangan Rusia yang telah melumpuhkan sistem energi negara itu, kata para pejabat pada hari Ra...
Saham AS ditutup menguat untuk sesi ketiga berturut-turut karena awal yang kuat dari laporan keuangan mengalahkan ketidakpastian perdagangan AS-Tiongkok yang masih ada. Dow Jones naik 240 poin ke rekor tertinggi, sementara S&P 500 dan Nasdaq...
Harga minyak menguat pada hari Selasa(21/10), memantul dari level terendah lima bulan di sesi sebelumnya, karena investor menilai kembali ekspektasi akan kemungkinan kelebihan pasokan dan mencari kejelasan mengenai sengketa perdagangan antara AS...
Harga emas berada di jalur penurunan harian tertajam dalam lima tahun pada hari Selasa(21/10), karena investor melakukan aksi ambil untung setelah ekspektasi penurunan suku bunga AS dan permintaan aset safe haven yang berkelanjutan mendorong logam...
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Jumat bahwa ia berharap dapat bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng di...
Penutupan pemerintah federal AS selama 20 hari kemungkinan akan berakhir minggu ini, kata penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett pada hari...
Pasar saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada hari Senin (20/10), seiring investor menantikan rilis data ekonomi penting dari China. Para analis...
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia berharap dapat mencapai "kesepakatan perdagangan yang adil" dengan Presiden Tiongkok Xi...